Postingan

Maafkan Dirimu

Kita semua pernah merasakan penderitaan hati. Kita pernah di sana.. atau mungkin kita sedang di masa ini. Penderitaan hati itu disebabkan oleh teman, keluarga atau kekasih, atau orang di sekeliling kita. Rasa sakit terlalu dalam dan pikiran kita sering berkabut.  Ketika kita mengingat patah hati kita yg pertama, pikiran kita penuh dengan begitu banyak pemikiran dan kenangan lama. Kenangannya tidak terlalu menyakitkan, tapi pahit. Itulah pernyataan yang membu nuh kita setiap hari. Setiap hari sebuah pertanyaan baru terlintas dalam pikiran kita.  Dengan kondisi itu kita mencoba dan menganalisa dan menganalisa. Menganalisa berulang-ulang sampai kita mendapatkan jawaban yang memuaskan. Malam berikutnya, pertanyaan lain. "Mengapa ini terjadi pada saya?" "Mengapa saya?" "Apa yang saya lakukan untuk mendapatkan ini?" "Apakah saya sangat buruk?" "Saya ingin tahu apa yang saya lakukan salah?" "Bagaimana saya tidak dapat melihat ini

Berobat di Bali : Harga Bule Beda ama Lokal

Dari kecil aku nggak pernah ngebedain teman atau bergaul dengan membedakan etnis, budaya, rupa, agama ataupun perbedaan-perbedaan lainnya.  Aku sangat paham bahwa setiap manusia mempunyai nilai yang sama di mata Tuhan, yang membedakan adalah amalnya.  Ini yang aku pahami sebagai muslim. Pada saat menolong aku nggak pernah tanya kamu suku apa, agamamu apa, dan lain-lain. Dasar ini aku pahami sebagai manusia, sebagai umat beragama dan sebagai warga Indonesia. Anehnya... Aku ngalamin sendiri, ketika suami berobat di RS Swasta di Bali, dan harus membayar lebih mahal, alasannya karena dia bule. What??  Padahal suamiku punya Surat Izin Tinggal Tetap. Ini pertama kali dalam hidupku nemuin sistem pembayaran beda di Rumah sakit.  Kalau untuk turis yang jajan, masih okelah.  Ini kan urusan nyawa.  Dari yang kubaca dari ketentuan Kementerian kesehatan, nggak ada tulisan yang menyatakan bahwa turis/ WNA dikenakan pembayaran lbh mahal  di RS.  Justru aku baca bahwa ketentuan nilai dan prosentas

TAFAKURKU..

Apa yang akan kita lakukan jika kita tahu bahwa kita hanya memiliki waktu beberapa bulan untuk hidup dan bahwa tidak ada obat yang diketahui? Atau ketika ketika merasakan salah satu anggota keluarga kita sakit, dan berbagai upaya telah diusahakan, namun kesembuhan belum juga terwujud? Akankah kita berteriak? Apakah Anda akan runtuh di lantai, menangis dan menangis? Apakah ada kata-kata yang cukup untuk menawarkan penghiburan terkecil sekalipun?  Setiap hari, orang-orang di seluruh dunia bertempur dalam pertempuran, kita tidak tahu apa-apa tentang hal itu, terlepas dari semua penderitaan mereka, semua kemarahan, kesedihan dan ketakutan mereka, mereka bangkit dan entah bagaimana, mereka menghadapi hari itu. Bagi kita yang mungkin sedikit lebih tenang, kebaikan dan cinta kita adalah kualitas yang sangat penting, dan kita harus menghargai bagian-bagian lembut jiwa kita karena mereka membantu kita terhubung dengan manusia lain. Bagi kita, yang telah mengetahui kebahagiaan dan rasa saki

"Hubungan ibarat sebuah Rumah"

Kedewasaan adalah mengetahui waktu tepat untuk membiarkan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan pergi, sehingga kita tetap sanggup berjalan dengan kepala terangkat tinggi. Sepertinya sangat mudah alasan ini digunakan dibalik kegagalan sebuah hubungan. Faktanya, hubungan tidak pernah mati karena kesalahpahaman, ia mati karena kurangnya komunikasi terbuka, kesabaran, usaha dan kepercayaan. Tidak menyerah, kekuatan besar dan tekad kuat harus teta p dipegang. Menjaga dan menyimpan pertanyaan di dalam hati hanya akan meningkatkan frustrasi dan akan menciptakan keraguan. Lebih baik mengajukan pertanyaan sehingga dapat mengetahui banyak masalah. Argumen mungkin memberikan kepuasan sementara, namun pada akhirnya akan menghancurkan segalanya. Tidak ada salahnya melakukan langkah pertama dalam mengekspresikan perasaan dengan meminta maaf, karena hubungan sebenarnya adalah hubungan dimana dua orang yang tidak sempurna menolak untuk menyerah satu sama lain. "Hubungan itu seperti ru

“Hubungan antara Sarapan dan Kesehatan Jantung”

Kita sering beralasan untuk tidak sarapan, entah buru-buru, tidak lapar atau alasan untuk melangsingkan tubuh. Risikonya apa jika tidak sarapan? Jika tidak sarapan, kita cenderung memuaskan makan di waktu yang lain atau dengan kata lain kita akan menciptakan kebiasaan yang salah. Misalnya, kita cenderung makan lebih banyak, dan memilih makanan yang mudah didapatkan ketimbang isi kandungannya a pakah bergizi atau tidak. Bahkan akan menimbulkan efek negatif dalam hormon yang membentuk nafsu makan, gula darah dan insulin. Penelitian para dokter mekatakan bhw mereka yang menyantap sarapan yang sehat dan cukup kenyang akan lebih sedikit menghasilkan plak pada pembuluh darah arterinya. Apakah plak itu? Plak sendiri itu adalah kumpulan lemak, kalsium dan kandungan lainnya yang bisa menumpuk pada arteri sehingga mengakibatkan pengerasan dan pengecilan pada arteri. Lebih kerennya dikenal dengan arteroklerosis yang mampu seorang terkena serangan jantung, stroke dan komplikasi lainnya. Ku

BERANI BEKATA “TIDAK”

(Sebuah renungan hari Minggu di kamar kos Dylan 02 Kota Bambu Selatan II Jakarta) Dulu, saya pernah menjadi orang yang tak sanggup berkata “Tidak”. Ada semacam rasa “tidak enak”, “tidak nyaman” atau merasa “takut untuk tidak diakui” dan rasa-rasa yang lain yang membuat saya merasa tidak nyaman. Biasanya masalah utama yang dihadapi orang untuk berkata tidak adalah kurangnya pemahaman tentang pentingnya mengatakan "Tidak". Kita tidak bisa mengatakan ya kepada semua orang untuk semua hal. Kita perlu mengetahui tentang nilai waktu kita, nilai komitmen, keputusan, dan nilai hidup kita sendiri. Kita perlu mengerti bahwa setiap kali kita mengatakan YA pada sesuatu yang tidak penting, maka kita mengatakan TIDAK pada sesuatu yang penting. There is a saying “It’s only by saying “NO” That you can concentrate on the things, that are really important. –Steve jobs Kita perlu mengatakan "Tidak" kepada teman yang meminta kita untuk bertemu minum kopi dengan gosip, ki

Catatan Romantisme Sebungkus Nasi

Saya memanggilnya Pak’e. Dia sosok seorang bapak yang keras dan disiplin. Sosok kuatnya tercermin dari semua tindakan dan sikap kesehariannya. Karakter yang sangat berbeda dengan ibu saya. Dua karakter yang berbeda.. sangat berbeda.. yang bersatu dan menjalin kasih sayang sampai ayahku meninggal pada usia 81 tahun. Karakter yang saling mengimbangi diantara keduanya. Meskipun berbeda, Pak’e dan Mak’e (begitu saya sebut mereka)… sangatlah kompak dalam mendidik anak-anak dan cucu-cucunya. Kemiskinan yang dilalui orangtua saya tidak menghalangi mereka untuk tetap bersatu dan bekerja keras. Awalnya, Pak’e adalah seorang buruh mengambil air nira kelapa, dan mak’e buruh mencuci, namun seiring dengan ketabahan dan keuletannya mereka dapat berdagang. Berdagang musiman. Artinya berbagai barang yang dijual sesuai dengan kebutuhan pasar. Berdagang sambil berjalan menuju pasar sesuai dengan hari pasaran (Pahing, pon, wage, kliwon, legi). Catatan : pasaran berdasarkan 5 hari hitungan.  Beran