Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Maafkan Dirimu

Kita semua pernah merasakan penderitaan hati. Kita pernah di sana.. atau mungkin kita sedang di masa ini. Penderitaan hati itu disebabkan oleh teman, keluarga atau kekasih, atau orang di sekeliling kita. Rasa sakit terlalu dalam dan pikiran kita sering berkabut.  Ketika kita mengingat patah hati kita yg pertama, pikiran kita penuh dengan begitu banyak pemikiran dan kenangan lama. Kenangannya tidak terlalu menyakitkan, tapi pahit. Itulah pernyataan yang membu nuh kita setiap hari. Setiap hari sebuah pertanyaan baru terlintas dalam pikiran kita.  Dengan kondisi itu kita mencoba dan menganalisa dan menganalisa. Menganalisa berulang-ulang sampai kita mendapatkan jawaban yang memuaskan. Malam berikutnya, pertanyaan lain. "Mengapa ini terjadi pada saya?" "Mengapa saya?" "Apa yang saya lakukan untuk mendapatkan ini?" "Apakah saya sangat buruk?" "Saya ingin tahu apa yang saya lakukan salah?" "Bagaimana saya tidak dapat melihat ini

Berobat di Bali : Harga Bule Beda ama Lokal

Dari kecil aku nggak pernah ngebedain teman atau bergaul dengan membedakan etnis, budaya, rupa, agama ataupun perbedaan-perbedaan lainnya.  Aku sangat paham bahwa setiap manusia mempunyai nilai yang sama di mata Tuhan, yang membedakan adalah amalnya.  Ini yang aku pahami sebagai muslim. Pada saat menolong aku nggak pernah tanya kamu suku apa, agamamu apa, dan lain-lain. Dasar ini aku pahami sebagai manusia, sebagai umat beragama dan sebagai warga Indonesia. Anehnya... Aku ngalamin sendiri, ketika suami berobat di RS Swasta di Bali, dan harus membayar lebih mahal, alasannya karena dia bule. What??  Padahal suamiku punya Surat Izin Tinggal Tetap. Ini pertama kali dalam hidupku nemuin sistem pembayaran beda di Rumah sakit.  Kalau untuk turis yang jajan, masih okelah.  Ini kan urusan nyawa.  Dari yang kubaca dari ketentuan Kementerian kesehatan, nggak ada tulisan yang menyatakan bahwa turis/ WNA dikenakan pembayaran lbh mahal  di RS.  Justru aku baca bahwa ketentuan nilai dan prosentas

TAFAKURKU..

Apa yang akan kita lakukan jika kita tahu bahwa kita hanya memiliki waktu beberapa bulan untuk hidup dan bahwa tidak ada obat yang diketahui? Atau ketika ketika merasakan salah satu anggota keluarga kita sakit, dan berbagai upaya telah diusahakan, namun kesembuhan belum juga terwujud? Akankah kita berteriak? Apakah Anda akan runtuh di lantai, menangis dan menangis? Apakah ada kata-kata yang cukup untuk menawarkan penghiburan terkecil sekalipun?  Setiap hari, orang-orang di seluruh dunia bertempur dalam pertempuran, kita tidak tahu apa-apa tentang hal itu, terlepas dari semua penderitaan mereka, semua kemarahan, kesedihan dan ketakutan mereka, mereka bangkit dan entah bagaimana, mereka menghadapi hari itu. Bagi kita yang mungkin sedikit lebih tenang, kebaikan dan cinta kita adalah kualitas yang sangat penting, dan kita harus menghargai bagian-bagian lembut jiwa kita karena mereka membantu kita terhubung dengan manusia lain. Bagi kita, yang telah mengetahui kebahagiaan dan rasa saki