Kembali pada-Nya "Mengaca dari 2017"
Melihat tahun 2017 dari kejauhan, saya merasa di ambang
kegalauan. Tahun-tahun sebelumnya, saya masih bekerja sangat keras, meskipun
masa depan tak terlihat dalam perencanaan. Ada beberapa pelajaran dari tahun 2017, ysng dapat saya pakai untuk mengaca diri:
1. Mei 2017, suami saya mulai sakit, meskipun masih
bisa berjalan saat itu. Sampai Januari 2018, suami saya belum bisa berjalan, tapi saya merasa bahwa semuanya akan
baik-baik saja, karena saya mempunyai alat yang saya butuhkan untuk membangun
keluarga yang saya inginkan, yaitu kesabaran.
Inilah yang pertama saya pelajari
di tahun 2017 yang membuat saya berpikir bahwa tahun depan akan lebih baik dari
yang terakhir. Ada kekuatan besar dalam bersikap dan bertindak.
2.
Sudah saatnya saya membuat perbedaan dalam hidup. Bersikap keras itu tidak menguntungkan,
karena akan membuat saya menjadi pemarah, yang akhirnya akan merugikan diri
saya sendiri. Berusahalah untuk mengerti
dan memahami, sehingga akan muncul toleransi.
3.
Saya kehilangan kacamata hitam saya. Ketika saya sudah mengikhlaskannya, kacamata
itu kembali. Ternyata ada cara yang harus dipelajari untuk membuat hati lega
“ikhlaskanlah”.
4.
Jangan pernah meremehkan kekuatan keluarga. Selama
hidup saya, saya termasuk orang yang sangat mandiri. Tapi ketika suatu ketika saya sudah berada di
ujung tanduk (dan ini pertama kalinya), saya hanya membutuhkan keberanian
membuang rasa malu untuk berbicara.
Reaksinya luar bisa, sangat tidak terduga. Mereka benar-benar yang terbaik.
5.
Doaku kekuatanku. Tahun 2017 adalah tahun pembangkit bagiku
dengan yang di Atas. Saya merasa Dia
mengelus kepala saya di saat saya tertunduk pilu.
6. Doaku terjawab.
Ketika aku meminta dengan pasrah, saya selalu mendapatkan jawaban yang
saya harapkan. Beberapa kali saya
menangis karena kesedihan, dan ketika saya sholat dan berdoa, saya mendapatkan
kabar yang membahagiakan (dalam kondisi masih mengenakan mukena). Sungguh Dia
Maha Kasih.#
Komentar
Posting Komentar